Sejak melihat sinar matamu
Aku mengerti
Kau milik siapa
Sejak mendengar keluhan hatimu
Ku mengerti
Jiwamu pada siapa
Lalu siapa Aku disisimu?
Mereka keutamaan yang agung
Tiada cacat dan celanya
Tiada kurang dan lebihnya
Mereka Sempurna
Kami Aku ketepikan
Demi Mereka
Yang telah menginjak batang tubuh mu
Melempar maruahmu
Ke lumpur hitam penuh noda
Aku mengangkat mu
Membersihkan sisa yang jijik
Agar kau tetap dipuncak
Agar tiada lumpur yang terpalit
Pada maruah dan ego mu
Membiarkan tangan ku penuh palitan lumpur
Aku punya Kami
Lalu kini kau rasa kau hebat
Kau rasa kau gagah
Aku diinjak
Prinsip ku digoyang
Lalu luruh
Menuruni pipi ku yang berkerut
dan hitam dimamah lumpur itu
Menitiskan mutiara yang membawa lumpur
Jatuh ke dada
Inikah balasan
Pada tangan yang mengangkat kau
membelai kau
dan membersihkan kau?
Dan Kau tetap mencari mereka
Walau kau tahu
Lumpur itu lebih dulu tiba
Mata kosong ini mengiringi langkah aku
yang kian perlahan
nerapuh meniti
Cinta yang berlumpur
No comments:
Post a Comment